MBG

Published by

on

Di dunia ini mungkin ada dua jenis MBG. Pertama, Makan Bergizi Gratis. Kedua, Makan Bersama Gusti. Yang pertama, justru karena gratis, bisa menjadi sebuah proyek yang membutuhkan fulus selangit. Yang kedua, ragamnya seperti tak terbatas karena Gusti ada banyak: Gusti Ayu, Gusti Kanjeng, Gusti Randa, Gusti Ngurah Rai, dan seterusnya. Akan tetapi, saya pakai saja MBG Allah di sini: Makan Bareng Gusti Allah. Program ini tak membutuhkan fulus selangit, tetapi ketulusan hati.

Teks bacaan utama hari ini menyodorkan penyokong dua jenis MBG tadi. Yang pertama murid-murid Yesus. Yang kedua guru murid-murid itu. Di tengah kerumunan orang banyak, Yesus bertanya di mana kiranya bisa memperoleh roti supaya orang banyak itu bisa makan. Mari simak reaksi pendukung MBG jenis pertama tadi. Filipus bilang,”Duit dua ratus dinar pun gak bakal cukup untuk kasih makan mereka!” Andreas melihat kenyataan,”Ada sih lima roti dua ikan, tapi apa artinya untuk ribuan orang itu?” Asumsi pendukung makan gratis ini ialah kalkulasi matematis yang jelas sangat logis tetapi bertumpu pada materi belaka.

Bagaimana pendukung MBG jenis kedua? Ajakannya sederhana. Ia bilang ke murid-muridnya, pendukung MBG jenis pertama tadi, untuk meminta orang banyak untuk anapeseinApaan tuh? Gak tau, tapi dari internet bisa dilacak bahwa itu berarti seperti mereka berubah posisi; tidak penting posisi aktualnya gimana, pokoknya berubah. Berubah gimana? Tidak sembarang berubah, tetapi mengarah ke ἀναπεσεῖν tadi: bak naik kendaraan dengan reclining seat, orang mengambil posisi perjamuan ala orang-orang merdeka yang waktu itu jelas dilekatkan pada orang-orang Romawi. Budak tidak akan mengambil posisi pesta begitu untuk makan.

Tidak berhenti di situ, pendukung MBG Allah ini mengambil apa yang ada tadi, mengucap syukur, dan lalu membagi-bagikannya. Mari simak bahwa hasilnya malah melebihi apa yang dibutuhkan orang banyak saat itu, semua bisa makan, turah-turah. Sebaiknya, Anda tak perlu mempersoalkan bagaimana itu terjadi; bisa juga Anda menganggapnya mukjizat, mustahil dilakukan orang selain Yesus. Saya no comment terhadap keyakinan Anda. Akan tetapi, mungkinkah Anda dan saya mengambil apa yang ada, mengucap syukur, dan lalu membagi-bagikannya? Kalau itu mungkin, mengapa mesti yakin bahwa yang dilakukan Yesus tak bisa dilakukan orang lain?

Jangan-jangan, keyakinan itu berasal dari semangat penyokong MBG jenis pertama tadi yang tolok ukurnya cuma materi dan ujung-ujungnya, menangkap peristiwa Yesus tadi secara material belaka juga. Tak mengherankan, di akhir teks ditunjukkan bahwa orang banyak itu sendiri terpukau dan bakal memaksa Yesus jadi presiden MBG jenis pertama. Dengan begitu, mereka tetap bermental penadah, tak mau berubah, juga meskipun dijajah. Yesus tetap pada agendanya, MBG Allah: mengubah hati orang supaya fulus tak merusak hati yang tulus dan membuat orang mampu mengambil apa yang ada, mensyukurinya, dan membagikannya supaya semakin banyak orang yang berkecukupan dan keluar dari kemiskinan struktural yang saya sentil kemarin.

Tuhan, mohon rahmat keberanian untuk berubah supaya hidup kami sungguh mencerminkan syukur atas apa yang ada dan kemerdekaan batin untuk berbagi syukur itu dengan yang lain. Amin.


HARI JUMAT PASKA II
PW S. Athanasius
2 Mei 2025

Kis 5,34-42
Yoh 6,1-15

Posting 2020: Kemudikpulkam
Posting 2018: Sinyal Cinta
Posting 2017: Let It Go 2

Posting 2016: Bahaya Laten Komunis

Posting 2015: Modal Duit Saja Gak Cukup

Posting 2014: Determinasi Orang Rendah Hati

Previous Post
Next Post