Geragot

Published by

on

Andai saja Anda tahu kondisi ekonomi makro negeri ini, bagaimana APBN digeragoti dan ke mana geragotan itu pergi, mungkin Anda akan mengerti bahwa Anda tidak menderita sendirian. Ada banyak orang yang terdepak dari pekerjaannya bukan karena tidak qualified, melainkan karena negeri ini salah asuhan. Untunglah, saya tidak tahu, dan sambil angkat bahu hanya bisa mengatakan mungkin sekali negeri ini salah urus; apa yang bisa Anda harapkan dari proses yang tidak adil sih? Saya sangat mengerti, suara seperti ini akan langsung dicap sebagai suara orang kalah oleh mereka yang di kepalanya hanya ada perspektif menang-kalah; perspektif yang saya pegang hanya selama pertandingan. Kalau pengelolaan APBN dilihat dengan perspektif menang-kalah, njuk mau dibawa ke mana negeri ini?

Teks bacaan utama hari ini mengakhiri wacana panjang mengenai roti hidup yang diklaim oleh Guru dari Nazareth. Alurnya sederhana. Dulu, nenek moyang bangsa Israel itu dijamin hidupnya oleh roti dari surga, yang disebut manna. Meskipun manna itu datang dari langit, nyatanya toh nenek moyang itu mati juga. Matinya tak perlu dimengerti sebagai konsekuensi logis bahwa semua manusia mati, tetapi bahwa gaya hidup mereka tak sanggup keluar dari hukum rimba dengan perspektif menang-kalah. Itu mengapa Yesus mengklaim bahwa roti hidup itu bukan lagi manna, melainkan dirinya sendiri. Itu pasti tidak untuk menyangkal bahwa manna datang dari Allah, tetapi untuk menegaskan bahwa manna saja tidak cukup.

Di situ, jika mau diparalelkan dengan hiruk pikuk tata kelola hidup bersama, roti hidup tidak hanya berkenaan dengan resources, tetapi juga semangat dan sikap dasar orang untuk mengelola resources itu. Itu mengapa kemarin saya singgung soal Ekaristi yang tidak bisa direduksi sebagai perkara yang ‘di luar sana’ tetapi juga mesti sambung dengan yang ‘di dalam sini’. Agak mengawang-awang di sini: teologi Ekaristi dalam teks utama hari ini tidak bisa diklaim oleh apa (rumusan, benda) atau siapa (imam, uskup, paus) pun karena yang membagikan roti  hidup itu adalah Yesus Kristus sendiri, bukan murid-murid-Nya.

Semoga Anda dan saya semakin lami semakin menemukan koneksi antara bentuk dan isi, antara proses dan hasil, antara medium dan pesan, dan seterusnya. Amin.


SABTU PASKA III
10 Mei 2025

Kis 9,31-42
Yoh 6,60-69

Posting 2020: Orang Idiot
Posting 2019: Hidayah Kebebasan

Posting 2018: Maju atau Mundur Cantik? 

Posting 2017: Oh Terobos Busway Toh?

Posting 2016: Mau Bisnis Penyembuhan?
 
Posting 2014: To Whom Shall We Go?

Previous Post
Next Post