Prioritas

Published by

on

Di medsos saya nyelonong video orang-orang joget-joget dengan latar musik yang saya tidak paham dari mana asalnya. Pengunggahnya memakai video itu sebagai referensi survei Harvard yang mengatakan bahwa orang Indonesia paling sejahtera lahir-batin; dan saya tidak bisa menahan tawa karena video itu diberi caption begini: Ketika lu party bersama nasabah prioritas di PIK, terasa gak ada beban pikiran.

Lha iya, kalau yang disurvei nasabah prioritas dan nasabah ini bisa joget bareng dengan pengelola cuan, pastinya hidup ini terasa menyenangkan!
Akan tetapi, saya kira video itu juga bisa ditangkap sebagai sebuah satir karena pemberi captionnya sudah menempatkan kondisi tertentu: beban pikiran itu terasa hilang ketika Anda, entah sebagai bankir atau sesama nasabah prioritas bisa party di PIK. Yes, memang beda joget yang dilakukan untuk menghilangkan beban pikiran dan joget yang dibuat karena tiadanya beban pikiran.

Konon, seniman, termasuk penari, baru bisa menghasilkan karya seni yang unggul ketika mereka berada dalam kebebasan penuh untuk mengaktualisasikan diri. Kebebasan penuh ini tidak bergantung pada beban yang datang dari luar, tetapi pada kemerdekaan lahir-batin mereka sendiri untuk menangkap hakikat kehidupan dan menuangkannya dalam karya seni. Alhasil, juga dalam masa persekusi pun, seniman bisa juga menampilkan karya agung mereka justru karena mampu membaca persekusi dalam konteks luas perjuangan keadilan sosial.

Teks bacaan utama hari ini memberi indikasi bahwa kebebasan eksistensial seperti itu hanya mungkin dihidupi dalam relasi timbal balik antara pemberi dan penerima kehidupan. Dengan kata lain, seturut video joget-joget tadi: hanya ketika orang jadi nasabah prioritas kehidupan ini, sukacitanya menjadi penuh, beban pikiran pun tiada sejak jadi nasabah prioritas itu. Beda perkara jika kehidupan itu dilokalisir pada kekuasaan. Penguasa bisa joget-joget semaunya dengan gerakan silat lidah atau memanfaatkan aparat negara, tetapi jogetnya jadi kaku, tak enak dipandang mata baik lahir maupun batin.

Semoga Anda dan saya dapat menjadi nasabah prioritas kehidupan yang adil dan beradab. Amin.


KAMIS PASKA V
22 Mei 2025

Kis 15,7-21
Yoh 15,9-11

Posting 2019: Sukacita Dong
Posting 2018: Oh Pengemis Cinta

Posting 2017: Wajah Baru Allah

Posting 2016: Panama Pampers

Posting 2015: I’m Happy ‘Full’

Posting 2014: Konservatif – Liberal: Creative Fidelity

Previous Post
Next Post