Data

Published by

on

Saya tak tahu apakah Anda termasuk dalam bilangan mereka yang jengkel dan menyimpan kemarahan atas kedunguan yang dipajang di ruang publik. Saya yang buta ekonomi makro dan politik global ini hanya terheran-heran bagaimana mungkin pengelolaan data pribadi saya diserahkan ke Amerika sebagai suatu strategi. Strategi apa, jal? Tak usahlah diserahkan ke Amerika, kartu identitas terjatuh dan diambil orang Indonesia saja bisa berujung petaka! Ini loh data pribadi digital, yang dikelilingi oleh hukum algoritma yang tak terkendali. Di hadapan algoritma, yang dungu semakin dungu.

Teks bacaan utama hari ini sesungguhnya menyodorkan kedunguan para murid Yesus, sebagaimana dikisahkan dalam Injil Markus. Untuk memperhalus kesan dungu para murid itu, tampaknya penulis teks hari ini mencari kambing hitam: ibu para murid itu. Ibu merekalah yang minta jatah jabatan atau posisi. Tetap saja, permintaan itu pastinya atas kasak-kusuk anak-anak ibu itu sendiri, yang tidak paham atau salah paham terhadap proyek Kerajaan Allah yang disodorkan guru mereka.

Jika mereka hidup di sini, mungkin mereka pikir proyek Kerajaan Allah ini sama seperti proyek bagi-bagi jabatan setelah menang Pilpres dan ketika ditanya apakah mereka sanggup minum dari cawan guru mereka, dengan bebalnya mereka menjawab,”Kami sanggup!” dan terjadilah: semua cari selamat sendiri-sendiri, mencari dalih, menyalahkan pihak lain, menuduh orang lain membuat fitnah, menyodorkan pesimisme, dan sejenisnya. Intinya, meskipun tak becus, murid-murid ini tetap berkoar-koar mengenai nama besar, kemegahan, kecanggihan dan lain-lainnya yang membutuhkan biaya yang tak tertanggungkan.

Para murid dungu ini overconfident atas kemampuan mereka dan menganggap diri layak mendapat tempat terhormat dalam Kerajaan Allah. Kelak, baru ketika sadar bahwa Kerajaan Allah itu tak lain adalah perkara keadilan sosial, mereka kocar-kacir dan menemui jalan buntu. Syukurlah, pelan-pelan, para murid itu tersengat pengalaman kebangkitan yang membuat mereka meniru model hidup yang selama ini dekat dengan perjalanan mereka. Yakobus, yang diperingati hari ini pun menjadi martir tanpa menjadi dungu di hadapan algoritma. Ia bertekun pada pewartaan kabar gembira dengan risiko pada umumnya martir.

Tuhan, mohon rahmat ketekunan untuk memahami dan mengupayakan keadilan-Mu. Amin.


PESTA SANTO YAKOBUS RASUL
(Jumat Biasa XVI C/1)
25 Juli 2025

2Kor 4,7-15
Mat 20,20-28

Posting 2020: Ambisi
Posting 2018: Kali Item Mambu
Posting 2017: Bumi Kita Sama
Posting 2016: Adakah Iman Selebriti?

Posting 2015: Merasa Bisa, Tak Bisa Merasa

Posting 2014: Jabatan = Pelayanan

Previous Post
Next Post