Membaca kisah penyembuhan dalam Kitab Suci memang mengandaikan pembaca melepaskan beberapa acuan pemahaman modern mengenai sakit maupun cara menghadapinya. Ada beberapa hal yang pantas dipertimbangkan:
- Kisah mengenai orang sakit atau malang dalam Kitab Suci Perjanjian Baru menyodorkan aneka penyakit yang punya konsekuensi serius secara sosial. Sakit kusta misalnya membuat si penderitanya terkucilkan dari hidup keseharian masyarakat.
- Bagi masyarakat yang dikisahkan dalam Kitab Suci, pertanyaan pertama mengenai penyebab penyakit adalah “siapa“, dan bukannya “apa“. Maklum saja, wong mereka tidak kenal mikroskop, mereka tidak tahu apa itu virus, kuman, dan penyakit itu sendiri. Maka dari itu, problem penyakit hanya bisa dipecahkan oleh who – “seseorang” (Allah, roh jahat) daripada oleh what – “sesuatu” (suntikan, pil, obat). Bahkan meskipun Yesus menggunakan adonan tanah dengan ludahnya, orang tetap berfokus pada dia (orang) sebagai yang menyembuhkan.
- Penyembuhan bagi orang zaman sekarang berarti: mencari obat dan teknik untuk membunuh kuman, menghilangkan kanker atau mungkin cangkok organ. Sementara itu, orang-orang dalam Kitab Suci pertama-tama mencari makna dari pengalaman sakit mereka.
- Orang yang disebut sakit dalam Kitab Suci ialah mereka yang tidak mencapai kondisi atau situasi utuh atau integral sebagai manusia. Maka, sehat dalam Perjanjian Baru misalnya, didefinisikan bukan melulu tidak adanya sakit atau kelemahan, melainkan keadaan utuh sebagai makhluk. Konon di wilayah Mediterania lebih ditekankan nilai simply living atau being daripada achieving atau doing. Maka, Yesus menyembuhkan aneka orang sakit supaya mereka memperoleh kepenuhan hidup: yang kusta jadi bersih, yang buta jadi melihat, yang bisu jadi bisa omong. Orang sekarang kiranya berpikir tujuannya bukan bahwa kualitas hidup mereka utuh, melainkan supaya orang itu berfungsi lagi dalam masyarakat untuk memproduksi sesuatu.

6 responses to “Some Notes on Healing”
[…] Dikutip apa adanya dari: SINI […]
LikeLike
[…] euforia, ingatlah saat-saat sulitmu; bukan supaya kegembiraanmu berkurang, melainkan supaya kamu be made whole. Banyak orang bikin resolusi sewaktu minta disembuhkan, doa ini itu dengan janji ini itu (mirip […]
LikeLike
[…] catatan mengenai perihal penyembuhan (klik di sini kalau lupa): Orang yang disebut sakit dalam Kitab Suci ialah mereka yang tidak mencapai kondisi atau situasi […]
LikeLike
[…] Orang kusta yang disembuhkan Yesus sebenarnya sudah diminta untuk tidak berkoar-koar tentang kesembuhannya, tetapi segera pergi kepada imam dan memberi persembahan seturut aturan agama Yahudi. Tapi ya apa mau dikata, mosok orang bersyukur mesti tutup mulut dan orang lain tak bertanya soal siapa yang menyembuhkannya? (Soal penyembuhan dalam kultur Yahudi bisa dicek pada link ini) […]
LikeLike
[…] tempat bagi suatu relasi antara (kesembuhan dari) sakit dan (pengampunan) dosa (silakan baca catatan mengenai penyembuhan). Akan tetapi, sebagian orang sebenarnya meyakini adanya kaitan erat antara dosa dan penderitaan: […]
LikeLike
[…] Bisa jadi penghayatan agama orang zaman ini merepresentasikan alam pikiran orang Yahudi pada zaman Yesus ketika berhadapan dengan aneka kesulitan hidup: penyakit, nasib sial, kesusahan. Misalnya, secara spontan orang bertanya,”Apa sih salahku? Apa dosaku sehingga penderitaan ini terus menimpaku?” Orang mengaitkan penderitaan dengan dosa atau kesalahan. Orang-orang Yahudi saat itu memang menganggap bahwa sakit adalah bentuk hukuman atas dosa yang dilakukan seseorang; penyakit fisik selalu merupakan konsekuensi dari moralitas yang buruk, entah orang yang bersangkutan atau bahkan orang tuanya (bdk. pertanyaan murid mengenai orang lumpuh sejak lahir dalam Injil Yohanes bab 9 ayat 2; untuk lebih lengkapnya silakan klik some notes on healing). […]
LikeLike