U-20

Dulu ada grup musik batu berjudul U2. Belum lama ini gencar berita media soal U20. Pada Minggu Palma enam tahun lalu, ada latar polemik yang melibatkan grup musik Israel. Pada Minggu Palma tahun ini juga ada kehebohan yang terhubung dengan Israel. Kalau ditarik sekitar 2000 tahun ke belakang, di wilayah Israel memang ada kehebohan yang kiranya lebih heboh daripada konser U2 atau gelaran U20. Hanya saja, tak sedikit orang yang tersesat menangkap kehebohannya.

Teks bacaan panjang hari ini menunjukkan bagaimana penulisnya mengundang pembaca untuk melihat peristiwa heboh itu: “Lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit!” Untuk anak-anak, kalimat ini sangat imajinatif. Saya pun dulu membayangkannya ya seperti dituliskan penulis teks bacaan hari ini: Bait Allah punya tirai batas suci yang menutupi ruang sakral tempat Allah bersemayam, yang hanya boleh dimasuki imam agung setahun sekali. Tirai itu sobek dari atas sampai bawah.

Gambaran itu ya mungkin keren untuk konsumsi pembuatan film, termasuk gempa bumi dan kuburan terbuka. Akan tetapi, apa penulisnya sendiri melihat itu dan meminta pembacanya melihatnya juga? Tidak ada laporan sejarah yang menunjukkan hal-hal itu!
Kalau Anda berdalil “bagi Tuhan tak ada yang mustahil” untuk menjelaskan peristiwa heboh itu, ya dunia kita berbeda, meskipun bumi kita sama dan kita pelototi bulan yang sama.

Penulis Matius ini bukan orang yang abai terhadap tradisi tulisan Yahudi sehingga tak mungkinlah dia asing dengan gaya bahasa kitab-kitab sebelumnya. Alhasil, penggambarannya mengenai kematian Yesus dan peristiwa-peristiwa lain yang menyertainya tak mungkin ditelan mentah-mentah. Tapi ya mau gimana lagi, saya sendiri butuh waktu bertahun-tahun untuk menyadari kebodohan dan kenaifan saya dalam membaca Kitab Suci, lantaran saya kurang akrab dan daya dhong rendah untuk mengerti Kitab Suci. Maksud saya, penulis Matius ini tidak sedang bikin laporan peristiwa seputar kematian Yesus, tetapi menafsirkan peristiwa kematian itu secara teologis.

Apa tafsirannya? Saya jugak gatau persisnya, tetapi sekurang-kurangnya kalau memperhatikan aneka pernak-pernik sejarah Israel, itu adalah momen terbukanya dunia baru dengan kematian Yesus itu: tidak ada diskriminasi antara ruang sakral dan profan. Tak seorang pun dapat mengklaim yang sakral, imam besar pun tidak. Semuanya ada dalam jalinan relasi yang dalam dunia baru terhubung dengan protagonis kehidupan manusia: Allah sendiri. Dalam teks dituturkan bahwa sesudah kebangkitan Yesus, orang-orang kudus keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. Artinya, mereka tidak lagi kembali ke kota lama, tetapi pergi ke kota baru tanpa diskriminasi.

Dalam tulisan Matius juga disisipkan kisah Yudas Iskariot, yang oleh kebanyakan orang Kristen dijuluki pengkhianat. Ini salah satu bentuk diskriminasi juga: bukankah murid-murid yang lain juga berkhianat? Bukankah seperti murid lain, Yudas ini juga mengalami pergumulannya sendiri? Betul, akhirnya ia menyerahkan Yesus pada para penguasa agama, tetapi masih berapa banyak orang lagi yang membuat kolusi antara agama dan politik? Berapa banyak orang yang ingin mengabadikan kekuasaan profan dengan dalil sakral?

Baru saja di media berita daring dikisahkan bagaimana lahan warga Cianjur ditawar dengan harga milyaran rupiah. Syukur kepada Allah, pemiliknya bergeming; semoga juga bergeming ketika tawaran mencapai sekadar 300 trilyun, karena dunia baru itu tidak sepantasnya diserahkan pada gelojoh kapitalisme. Ini sama sekali tidak gampang karena di luar Cianjur ini ada jauh lebih luas lagi lahan yang jadi korban gelojoh yang diskriminatif. Pemainnya bukan cuma oknum individu, tapi melibatkan aneka institusi sebagaimana kematian Yesus juga berlatar permainan institusi kekuasaan.

Tuhan, mohon rahmat kebijaksanaan supaya hidup kami tak mendiskriminasi keadilan-Mu. Amin.


HARI MINGGU PALMA A/1
2 April 2023

Yes 50,4-7
Mzm 22,8-9.17-18a.19-20.23-24
Flp 2,6-11
Mat 26,14-27,59

Posting 2020: Diminished
Posting 2017: Hashem Melech 3.0

Posting 2014: Welcoming The Wisdom
*