Anak Hybrid

Published by

on

Dalam mitologi Yunani, Anda dapat menjumpai kata Chimera (bacanya kimera, kecuali Anda bertutur British English tradisional): makhluk hibrida antara manusia dan hewan. Saya sarankan Anda tak perlu repot-repot menciptakannya, kan sudah ada di mitologi Yunani. Saya hanya ingin menyampaikan pokok pikiran yang mungkin saja bisa jadi koreksi pemahaman atau keyakinan Anda mengenai sosok Guru dari Nazareth. Dasarnya ya teks bacaan hari ini.

Dulu banget ada penulis yang menyampaikan cerita-cerita tentang Yesus kecil yang bisa melakukan aneka tindakan spektakuler. Jika Anda tilik lagi posting Kucing Anjing Kelinci, penulis itu seperti anjing yang berlari di urutan terakhir, yang tidak dapat melihat kelinci, dan lalu mulai membual tentang kelinci yang tidak dilihatnya. Anda dan saya bisa jadi seperti anjing pembual ini: membayangkan Guru dari Nazareth sebagai Chimera karena konon dia adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Dia blasteran Allah dan manusia!

Teks bacaan hari ini menyodorkan narasi sesimpel-simpelnya bahwa Guru dari Nazareth itu lahir sebagaimana Anda dan saya lahir. Pun, jika lahir melalui operasi sesar, Anda tidak nongol dari batang pisang atau pohon beringin. Yesus ini lahir dari rahim perempuan. Bisa dari perempuan mana saja, tetapi penulis teks bacaan hari ini melekatkan nama perempuan itu: Maria.

Nah, problemnya, Maria ini megandung dari Roh Kudus! Berarti tetap saja anaknya itu blasteran manusia dan Roh Kudus, bukan?
Itu jadi problem karena orang mempersepsi Roh Kudus seperti benda atau makhluk lain seakan-akan Roh Kudus ini sama dengan manusia sebagai kata benda abstrak. Itu tak jauh dari bagaimana mitologi Yunani mengisahkan dinasti dewa dan anak-anak mereka.

Betul, saya kira, penulis teks bacaan hari ini bukannya tak tahu mengenai kisah kehamilan ajaib yang terjadi dalam sejarah bangsa Yahudi [Ingatlah misalnya kelahiran Ishak dan Musa, misalnya]. Para penulis waktu itu juga kiranya tidak asing dengan kisah para pahlawan yang diterima sebagai anak-anak dewa melalui proses kehamilan yang berbau mukjizat. Nah, tidaklah mengherankan bahwa penulis teks bacaan hari ini mengisahkan kelahiran Yesus dalam kerangka besar judul posting kemarin: hidden actor.

Artinya, poin pentingnya justru bukan Guru dari Nazareth sebagai superstar, sebagai anak Allah dan manusia. Sebaliknya, tokoh utamanya adalah Allah sendiri yang disokong oleh tokoh figuran Maria dan Yosef. Bagaimana kelahiran Yesus yang biasa itu menjadi seakan-akan ajaib?
Itu karena tokoh-tokoh figurannya memiliki ketaatan kepada Roh Kudus; dan Roh Kudus, sekali lagi, bukan makhluk di samping makhluk lain atau makhluk seperti makhluk ciptaan lain. Roh Kudus inilah yang memampukan Maria dan Yosef taat kepada Allah. Artinya, Roh Kudus ini bisa bersemayam dalam diri Maria dan Yosef dan persemayaman itu dimungkinkan karena ketaatan Maria dan Yosef. Karena itu, emmanuel: Allah beserta kita.

Dengan demikian, Anda dan saya bisa menyodorkan emmanuel secara bermakna hanya jika Anda dan saya seperti Maria dan Yosef, mencari, mendengarkan, dan menaati kehendak-Nya.

Semoga Anda dan saya, apa pun keyakinan agama kita, mendapat rahmat untuk mencari, mendengarkan, dan menaati kehendak-Nya. Amin.


HARI KHUSUS ADVEN
18 Desember 2024, Rabu

Yer 23,5-8
Mat 1,18-24

Posting 2020: God be with you
Posting 2019: Berkawan dengan Disrupsi
Posting 2018: Keluhuran Islam

Posting 2017: Siyap, Bos!

Posting 2015: Mana Komitmennya?
 
Posting 2014: Terlanjur Married

Previous Post
Next Post