Yang kumaksud hiburan ialah:
- Keadaan ketika dalam jiwa timbul suatu gerak batin, yang membuat jiwa jadi berkobar dalam cinta kepada Pencipta dan Tuhannya sampai-sampai jiwa itu tak bisa mencintai suatu ciptaan apapun di seluruh bumi ini melulu demi bendanya itu sendiri. Jiwa itu mencintai ciptaan di bumi demi cintanya kepada Tuhan.
- Bila orang mencucurkan air mata yang mendorong ke arah cinta kepada Tuhan yang disebabkan oleh kesedihannya atas dosa-dosanya sendiri, oleh sengsara Kristus atau lain perkara yang langsung terarah kepada pengabdian serta pujian bagi-Nya.
- Semua tambahnya harapan, iman, dan cinta.
- Kegembiraan batin yang mengajak dan menarik perhatian orang pada perkara2 surgawi serta keselamatan jiwanya sendiri dengan membuat tenang-tentram dalam Pencipta dan Tuhannya.
(Latihan Rohani St. Ignatius 316)
Konsolasi atau hiburan rohani ini bukan rasa gembira atau senang belaka. Orang yang gembira atau ceria belum tentu sedang mengalami konsolasi. Bahkan, orang yang sedang konsolasi bisa saja justru diliputi perasaan sedih. Contoh: orang yang kehilangan sahabat, kehilangan orang yang paling dicintainya, ditinggal mati oleh suami/istri; tentu saja orang ini sedih. Akan tetapi, mana kali dalam peristiwa kematian orang tercintanya itu hatinya semakin pasrah, terpaut kepada Allah, menyerahkan hidup selanjutnya kepada penyelenggaraan Allah, ia justru sedang mengalami hiburan rohani, konsolasi.
Konsolasi rupanya juga bukan pertama-tama hasil usaha manusia, melainkan rahmat Allah sendiri yang memungkinkan orang berkeyakinan bahwa Tuhan itu bernilai dan mencintainya; orang krasan dalam doa, tetapi juga mantap dalam berkarya karena sadar bahwa Allah berkarya juga melalui dirinya.
Ignatius memiliki nasihat kepada mereka yang sedang mengalami konsolasi: tetap rendah hati untuk memikirkan bagaimana jika kesepian rohani muncul, dan juga penting bahwa orang tidak menjadikan konsolasi sebagai tujuan, karena tujuan tetaplah keintiman relasi manusia dengan Allah sendiri. Konsolasi hanyalah sarana.
Kebalikannya adalah desolasi.

9 responses to “Konsolasi (Hiburan Rohani)”
[…] dari keselamatan jiwa yang telah dimulai karena iman kita, bukan dari hasil usaha bisnis kita. Kegembiraan ini pantas kita syukuri. Mrk 10,17-27 Hanya satu lagi kekuranganmu. Pergilah, juallah apa yang […]
LikeLike
[…] pergi dan jangan berbuat dosa lagi. Wanti-wanti yang masuk akal sebagaimana dirumuskan dalam pedoman St. Ignatius: kalau kamu dalam euforia, ingatlah saat-saat sulitmu; bukan supaya kegembiraanmu berkurang, […]
LikeLike
[…] pertama membawa orang kepada konsolasi, yang kedua mengurungnya dalam desolasi. Silakan coba dan pilih sendiri, tapi rasa saya sih, orang […]
LikeLike
[…] konsistensi argumentasi maupun tindakan, kecocokan antara awal dan akhir. Jika akhirnya adalah konsolasi, besar kemungkinan itu adalah buah dari pohon yang baik. Nah, itu kan kalau halnya sudah selesai […]
LikeLike
[…] dan tetap menaruh harapan dan kegembiraannya pada Sabda Allah. Itulah yang dimaksud sebagai konsolasi dan konsolasi inilah yang bisa jadi tolok ukur apakah seseorang sedang dalam proses menjual harta […]
LikeLike
[…] Orang yang berduka dalam pengharapan akan bela rasa Kristus ini justu mengalami jiwa yang penuh konsolasi. Apa wujud duka berpengharapan ini? Doa dan kerja. Bacaan pertama menggarisbawahi kesaksian kerja […]
LikeLike
[…] Yohanes, murid yang juga tetap setia hadir di sekitar Kristus pada masa kritis. Ini jelas adalah rahmat konsolasi yang toh tidak melepaskan orang dari suasana duka cita: orang semakin didekatkan pada Bunda Maria, […]
LikeLike
[…] untuk memilih, apapun perasaan yang bisa ditimbulkannya. Tolok ukurnya bukan perasaan, melainkan konsolasi dan […]
LikeLike
[…] kesejahteraan bersama (konkretnya pasti langsung berfaedah untuk kaum miskin dan bagi dia sendiri hiburan batin), lalu (2) ikutlah […]
LikeLike