Lencang Belakang

Anda perlu mengampuni pemimpin yang melakukan kesalahan, tetapi tak perlu berusaha melupakan kesalahannya. Beberapa hari lalu saya sangat heran (dan sebetulnya marah juga) melihat pengumuman bahwa rute dan jam operasi moda transportasi publik dibatasi. Kalau maksudnya mau mengurangi kerumunan pengguna transportasi publik, kenapa yang dikurangi malah sarana transportasi, dan bukan penggunanya? Saya benar-benar tak mengerti logika pengambil kebijakan publik ini.
Lah, logikanya gampang aja, Rom: kalau kapasitas 10 bus misalnya 400 penumpang, lalu bus yang beroperasi dikurangi lima, penumpangnya berkurang jadi 200, kan?
Iya betul, tapi itu kan baru penumpangnya yang dikurangi, 200 pengguna lainnya bagaimana?
Ya mereka biar pakai transportasi lainnya.
Hanjuk yang menentukan siapa mesti jadi penumpang bus dan moda transportasi lainnya siapa? Nenek moyangmu? Pengguna mana yang tak mau berkerumun antre jadi penumpang bus supaya tak jadi penumpang moda transportasi lainnya?

Tentu saja Anda bisa mengatur jarak dengan lencang depan belakang atas bawah, tetapi itu tak menjawab pertanyaan dari 800 ribu pengguna bus siapa yang mau jadi penumpang transportasi lainnya!
Sudahlah, Rom, lupakan saja, kan sudah dicabut lagi kebijakannya.
Lha iya, nasi sudah jadi bubur, tapi saya tidak sedang memikirkan nasi atau bubur. Faktanya ialah ada kebijakan publik demi mencegah penyebaran virus corona tetapi justru mengakibatkan kerumunan yang jadi medium penyebaran virus (kesengajaankah?)!
Romo ini kok kelihatannya mangkel ya?🤣 Belum juga selesai dengan kasus pilgub beraroma agama dan penanganan banjir yang gak mutu ya? Katanya mengampuni tanpa batas, lha kok masih menyimpan kemangkelan?😂😂😂

Teks bacaan hari ini memang bicara soal pengampunan, dan bukan sembarang pengampunan. Ini pengampunan tanpa syarat, tanpa batas, tanpa hitung-hitung jumlah kesalahan. Siapa yang bisa menerapkan pengampunan seperti ini? Manusia manakah?
Ya mungkin tidak ada sih.
Ha kalau tak ada, kenapa Romo menyarankan orang mengampuni tanpa batas atau tanpa syarat?
Lha ya itu kan saran, bisa diterima, bisa ditolak.

Bisa jadi orang berkata,”Maunya ya memaafkan tanpa syarat, tapi saya tidak bisa.” “Saya masih tak bisa melupakannya; melihat fotonya saja sudah jengkel rasanya!”
Nah, di awal kan sudah saya bilang: tak perlu melupakannya. Yang diperlukan itu hanya mengampuni, bukan melupakan. Selain itu, mengapa orang mesti fokus pada perasaan yang bisa moody? Dalam pengampunan tanpa syarat, orang tak perlu menyalahkan dinamika perasaannya. Kalau rasa jengkel itu tetap ada, itu bukan berarti orang tidak mengampuni. Perasaan itu cuma dinamika internal terhadap apa yang ditolak atau tidak disetujui.

Satu lagi yang barangkali paling penting diingat: pengampunan tanpa syarat itu datangnya dari Allah, bukan dari kemampuan manusia sendiri. Jadi, mungkin malah doa yang manjur bukan lagi permohonan supaya orang dimampukan untuk mengampuni tanpa syarat, melainkan doa mohon pengampunan Allah. Konkretnya, orang tak perlu bersusah hati mengampuni gabener yang gak bener tetapi cukup secara tulus memohon belas kasihan Allah sendiri.

Orang tetap berupaya mengerti apa yang dilakukannya. Maka, ia tetap bisa mengingat kesalahan yang fatal bagi kemanusiaan dan mohon belas kasih Allah karena sudah mempermainkan kemanusiaan.
Ya Allah, kasihanilah kami karena kami tak tahu apa yang kami lakukan. Amin.


HARI SELASA PRAPASKA III
17 Maret 2020

Dan 3,25.34-43
Mat 18,21-35

Posting 2019: Belajar Melulu
Posting 2018: Bagi Cinta Dong

Posting 2017: Ganti Fokus Bro’

Posting 2016: Mau Perfeksionis?

Posting
2015: Revolusi Mental Hukum Mati

2 replies

  1. Curcol ya Rom..

    Saya baca ig story dari dokter tempat saya bekerja, dia kesel setelah mengedukasi pasiennya agar kalau tidak nyeri sekali tidak perlu ke rumah sakit sementara ini,, (karena ada penularan covid 19).. pasien lantas menjawab, “ah.. kalau masalah virus itu saya rasa kita tidak perlu kawatir dok, dalam agama saya yang penting ibadah, hidup mati ada garis nya”,..

    Membaca itu saya langsung “menanggis dalam tawa,” mengampuni orang yg gagal faham, atau memaksa nya memahami fakta,..

    Para pembaca mari kita faham dan waspada ya…🙏

    Doakan ya Romo, agar kita semua tetap semangat waspada tetapi tetap tenang .. aminnn…

    (Trimakasih atas renungan pengampunannya.)

    Like

    • Iya maturnuwun curcolnya… memang tak mudahlah hidup dalam tegangan iman-rasio; orang bertendensi jatuh ke salah satunya. Salam semangat waspada-tenang.

      Like