Untungnya Maling Sial

I’m looking for justice, brotherhood, and the truth. And when one looks for these things, one can never defend violence. With violence, you can kill a murderer, but you can’t kill murder. With violence, you can kill those who hate, but you cannot kill hatred. With violence, you can execute a liar, but you cannot restore the truth. Darkness cannot eliminate darkness. Only light can do it.
Kalau Anda tahu siapa yang mengetik kalimat-kalimat itu, ya biasa aja, karena yang mengetik itu jelas saya.

Kata Google Translate: Saya mencari keadilan, persaudaraan, dan kebenaran. Ketika seseorang mencari hal-hal ini, dia tidak akan pernah bisa mempertahankan kekerasan. Dengan kekerasan Anda bisa membunuh pembunuh, tetapi tidak bisa membunuh pembunuhan. Dengan kekerasan Anda bisa membunuh orang yang membenci, tetapi tidak bisa membunuh kebencian. Dengan kekerasan Anda bisa membunuh pembohong, tetapi tidak bisa mengembalikan kebenaran. Kegelapan tidak bisa menghilangkan kegelapan. Hanya cahaya yang bisa melakukannya.

Konon begitulah yang dituturkan Martin Luther King. Ini klop dengan teks bacaan hari ini, yang bisa jadi olok-olokan mereka yang hanya melihat perkara dengan kalkulasi material hukum pembalasan (retaliation). Hukum pembalasan tidak mengantar orang pada transformasi hidup.
Semalam kami menonton Les Miserables (2012), yang mungkin inspirasi ceritanya berasal dari peristiwa di rumah kami beberapa dekade lalu.🤭

Beberapa jam menjelang subuh, ada dua maling yang berhasil masuk ke rumah kami dan menyiapkan beberapa perkakas yang hendak mereka bawa pergi, termasuk selimut dan bantal di lemari persediaan. Sialnya, sudah ada orang rumah yang bangun dan mengetahui keberadaan mereka. Singkatnya, mereka ditangkap oleh anggota rumah, tetapi rupanya tetangga sekitar juga tahu adanya maling ini dan mereka berkumpul di depan rumah bersama polisi! Polisi masuk dan bertanya di mana malingnya. Tahukah Anda di mana malingnya? Mereka sedang sarapan bersama anggota rumah kami.🤣

Sayang beribu sayang, warga menghendaki mereka dihukum, dan karenanya, barang-barang yang hendak mereka bawa pergi akhirnya pergi dari rumah juga (kecuali TV karena cuma itulah hiburan yang ada di rumah). Pada persidangan di pengadilan, pihak rumah menyatakan bahwa masa tahanan sebelum sidang sudah cukuplah dianggap sebagai hukuman dan maling itu tak terkena hukuman selayaknya jika dituntut. Kedua maling itu datang kembali ke rumah untuk berterima kasih dan selanjutnya dikursuskan. Salah satunya berhasil dan bertransmigrasi dan hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Memang tidak mirip-mirip amat dengan Les Miserables, tetapi begitulah: untuk mengusir kegelapan, memang teranglah yang dibutuhkan. Itulah maksudnya anjuran untuk memberikan pipi kiri juga ketika pipi kanan ditampar. Ini melawan naluri orang yang bawaannya saling tabok.🤣 Skop hukum pembalasan sangat sempit karena fokusnya pada pengalaman gelap dan pahit. Panggilan ilahi mengundang orang untuk meletakkan peristiwa kegelapan hidup dalam cakrawala terang yang lebih luas. Jean Valjean merealisasikannya sementara Javert keukeuh dengan naluri saling tabok tadi.

Tuhan, mohon rahmat supaya hidup kami sungguh merefleksikan terang cahaya-Mu. Amin.


SENIN BIASA XI A/2
15 Juni 2020

1Raj 21,1b-16
Mat 5,38-42

Senin Biasa XI B/2 2018: Show Me Your God
Senin Biasa XI A/1 2017: Tatap Mata Saya
Senin Biasa XI C/2 2016: Dah Salah Ngotot Lagi
Senin Biasa XI B/1 2015: Otak di Balik Hukum

Senin Biasa XI A/2 2014: Agama Modus, Masyarakat Cerdas