Powered by Angel

Ini cerita pengalaman, jadi tak perlu dipersoalkan isinya. Take it or leave it gitu aja. Ini bukan cuma cerita satu orang, bukan juga laporan peristiwa, melainkan kompilasi pengalaman doa, relasi, dan makna hidup orang. [Saya sendiri pernah membagikan pengalaman saya dalam posting Zaman Modern Gini Masih Percaya Malaikat, dan sekarang saya tidak tahu lagi itu cocok untuk peringatan Malaikat Agung atau malaikat pelindung. Pokoknya gitu deh.🤭]

Ceritanya ada orang yang mengalami konflik parah dengan temannya, dan dia berdoa kepada malaikat pelindungnya supaya malaikat pelindungnya itu menyampaikan pesan kepada malaikat pelindung temannya bahwa dia ingin konflik ini selesai dalam damai. Saya tak tahu bagaimana dia berdoa, tetapi sejak kecil saya pernah menghafalkan rumusan doa ini: Malaikat Allah, engkau yang diserahi oleh kemurahan Tuhan untuk melindungi aku, terangilah, lindungilah, bimbinglah dan hantarlah aku. Amin.

Mungkin doa itulah yang diucapkan, dan kalau dipikir-pikir ya lucu juga: kenapa gak disampaikan saja langsung ke yang bersangkutan untuk menyelesaikan konflik secara damai. Trus, itu malaikatnya kèk gimana, dan mengantar tuh memangnya pergi ke mana. Lha tapi justru itulah yang tadi saya bilang tak perlu dipersoalkan isinya. Believe it or not saja! Dalam waktu dua hari, tak ada hakim tiada mak comblang, tak ada diskusi tiada makelar, dua orang itu berdamai begitu saja tanpa nyinyiran masa lalu mereka.

Teks bacaan hari ini berasal dari teks kemarin dan ditambahi satu ayat: Jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini karena ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Allah di surga.
Itu adalah wacana yang disodorkan Guru dari Nazareth ketika murid-muridnya mulai bersoal jawab tentang siapa dari mereka yang paling besar dalam Kerajaan Allah. Bisa saja, siapa yang merasa dirinya paling besar, mungkin memang kenyataannya ya paling besar, tetapi bukan dalam Kerajaan Allah. Dalam Kerajaan Allah, yang terbesar adalah mereka yang punya disposisi seperti anak kecil, yang secara spontan bisa terpukau pada apa saja yang baru diketahuinya, dan mengandalkan hidupnya pada yang transenden.

Peringatan Malaikat Pelindung hari ini saya kira menegaskan kenyataan misteri Allah yang tak pernah bisa dikuak secara utuh oleh manusia, apalagi hanya dengan mengandalkan rasionalitasnya. Saya pun tak tahu wujud Malaikat Pelindung itu bagaimana, tetapi ini adalah perkara bahwa Allah punya seribu satu cara dan comblang untuk melindungi orang beriman. Comblang itu tak selalu kelihatan, dan dengan begitu semakin jelaslah bahwa Allah itu tidak jelas segala-galanya bagi pemikiran manusia. Alhasil, definisi Malaikat Pelindung termasuk dalam ungkapan all is vanity! Bukan Malaikat Pelindungnya yang sia-sia, melainkan arogansi manusia untuk mengetahui segalanya tentang Allah dan kehidupan.

Tuhan, mohon rahmat supaya dalam setiap langkah, kami senantiasa mengandalkan perlindungan-Mu. Amin.


PW PARA MALAIKAT PELINDUNG
Jumat Biasa XXVI A/2
2 Oktober 2020

Kel 23,20-23a
Mat 18,1-5.10

Posting 2019: Berani Jadi Malaikat?
Posting 2018: Ke Mana Nih Malaikat?

Posting 2017: Adakah Hal Sepele?

Posting 2015: Duit Selangit, Pelayanan Elit
 
Posting 2014: Where is Your Guardian Angel

3 replies

  1. Td saking buru2, kepala kejedug🤕😭 jd emosi, dn teori detachment 123 lgs lenyap, eeh, tb2 muncul tulisan malaikat pelindung..halah, membuat jd berfikir, kelebihan mns pd akal budi, termsk u mengolah detachment 123, sekaligus menjd tantangan, krn dg akal budi yg sama, mns bs memutarbalikkan keadaan. Eh malah dpt pointnya mengapa perlu disiplin mengolah detachment 123, rm. 🤣 ssst…Malaikat jg tau kali ya, ..lgpula ada lagunya 🤣 jd ingat ilustrasi tulisan rm, bgmn dg akal budi yg sama, mns menebang pohon yg memberi penghidupan (buah), lalu dg kayunya membuat tempat sesembahan utk memohon..penghidupan wahaha..
    Jd baiknya sy ikut berdoa, Ya Malaikat Allah, engkau yg diserahi olh kemurahan Tuhan untuk melindungi aku, terangilah, lindungilah, bimbinglah dn hantarlah aku. Amin😍 mksh Rm

    Like