Unclean Spirit

Posting soal Aksi Cepet Tilep kemarin adalah salah satu contoh yang bisa dipakai untuk mengerti salah satu tugas orang beriman: mengusir roh-roh jahat. Akan tetapi, segera perlu ditambahkan bahwa roh-roh jahat itu adalah terjemahan dari unclean spirit, atau barangkali juga impure spirit. Soalnya, hari gini ini sudah bukan zamannya lagi cari yang clean dan pure. Adakah hal di bawah kolong langit ini yang clean dan pure?

Saya belajar dari praktik Islam yang mewajibkan sedekah untuk pemurnian hidup orang: zakat. Yang saya pikirkan begini. Duit atau properti yang kita terima itu tak pernah polos begitu saja. Ini bukan perkara virus atau bakteri, melainkan perkara proses yang dilalui duit itu sampai ke tangan kita: bisa jadi lewat kecurangan, kelicikan, penipuan, pemerasan, ketidakadilan; barangkali bukan kita sendiri yang curang, melainkan orang lain. Untuk pemurniannya, orang bisa ‘menebusnya’ dengan mengembalikan sebagian atau seluruh uang itu kepada mereka yang sering jadi korban kecurangan dan ketidakadilan tadi: orang-orang miskin.

Tentu saja, orang beriman tidak akan bertindak semata-mata demi kewajiban. Ia sendiri mesti menginternalisasikan kewajiban itu sebagai nilai yang sudah sewajarnya dihidupi bersama. Alhasil, kemurnian atau kebersihan itu bukan lagi perkara bahan bakar tanpa timbal atau plumbum, melainkan soal murni dan bersihnya hidup orang dalam relasinya satu dengan yang lainnya. Ini jauh lebih susah. Alhasil, mengusir roh-roh jahat juga jauh lebih susah daripada mengalokasikan subsidi BBM kepada golongan yang tidak mampu, persis karena perkara ketidakmurnian dan ketidakbersihan dalam diri orang. Dengan begitu, bukan hanya agama yang bisa jadi kedok, melainkan juga kemanusiaan, hak asasi, kemerdekaan, keadilan, dan seterusnya.

Kalau begitu, barangkali ada baiknya Anda dan saya mencari jalan pemurnian dan pembersihan supaya unclean spirit itu tak bercokol dalam diri sendiri, syukur-syukur bisa membantu orang lain untuk itu. Itulah juga artinya Kerajaan Surga sudah dekat.

Tuhan, mohon rahmat kebijaksanaan untuk memilah-milah dan memilih roh yang membawa kami dan sesama kepada konsolasi daripada ngrasani. Amin.


RABU BIASA XIV C/2
6 Juli 2022

Hos 10,1-3.7-8.12
Mat 10,1-7

Rabu Biasa XIV A/1 2020: True Friendship 
Rabu Biasa XIV B/2 2018: Bebas Bersyarat?

Rabu Biasa XIV C/2 2016: Mulai dari Fitrah
Rabu Biasa XIV A/2 2014: Dua Jenis Golput