Sekian milenium lalu, Pengkhotbah bilang bahwa segala sesuatu indah pada waktunya, tetapi sayangnya manusia tidak bisa menyelami pekerjaan Allah dari awal sampai akhir. Biasanya, di antara awal dan akhir itu, orang jatuh dalam rutinitas sedemikian rupa sehingga ia melagukan ayat bersama Pengkhotbah juga bahwa apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi, sehingga tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari!
Kalau boleh saya meramal, negeri ini tidak akan mengalami pertumbuhan ekonomi signifikan sampai para penguasa dan rentenier mengarahkan pandangan mereka kepada rakyat jelantah dan secara terstruktur, sistematis, dan masif menggerakkan aparat untuk mengangkat martabat rakyat jelantah.
Oh, itu mah teori, Rom, bukan ramalan.
Oh, beda ya? Baiklah, mungkin lebih baik disebut teori daripada kenyataannya begitu ya.
Narasi teks bacaan hari ini memaparkan refleksi penulisnya mengenai perbuatan hidden actor. Yang jelas-jelas ditunjukkan di situ ialah bahwa aktor tersembunyi ini tidak menunjukkan perbuatannya lewat pribadi penguasa (Herodes), melainkan sosok imam yang tampaknya frustrasi karena permintaannya kepada Allah seakan tak terdengar. Nama penguasa disebut sebagai latar waktu saja. Medium pentingnya justru orang yang tadi saya bilang sudah jatuh dalam rutinitas dan bahkan untuk keluar dari rutinitas saja sudah tak terpikirkan.
Tak mengherankan, justru pada momen penting bahwa permintaannya didengarkan dan akan dieksekusi, imam ini malah tenggelam dalam rutinitasnya. Jadinya sangat ironis: imam itu menjalankan tugas ritual yang fungsinya mempertemukan manusia dengan Allahnya, tetapi justru dalam tugas itu ia tidak bisa melihat bagaimana Allah hadir!
Segala sesuatu indah pada waktunya: yaitu pada waktu orang, bahkan dalam rutinitasnya, membiarkan interupsi dari yang lain untuk memaknai rutinitasnya. Dengan kata lain, segala sesuatu indah pada kairosnya, dan kairos itu tidak muncul dengan kiblat kekuasaan, kesuksesan, kemenangan, kejayaan, kekayaan. Dengan begitu, kairos tidak sejalan dengan bansos dari penguasa, karena tugas penguasa semestinya membangun sistem yang membuat warganya tak memerlukan bansos lagi. Akan tetapi, rentenier mana yang tak tergiur kekayaan dengan modal cuma-cuma: cuma kenal pejabat ini, cuma tahu preman itu, cuma bertetangga sama tentara nganu, dan cuma seterusnya.
Tuhan, mohon rahmat kepekaan batin untuk menangkap pekerjaan-Mu dalam hidup kami. Amin.
HARI KHUSUS ADVEN
19 Desember 2024, Kamis
Posting 2020: Asa Terakhir?
Posting 2019: Iman Meragukan
Posting 2018: Jalan Berpikir
Posting 2017: Dasar Majenun
Posting 2016: Sahabat Syaiton
Posting 2015: Imam Dukun
Posting 2014: Tong Kosong BerbuNyi NyiNyiR
