Dengan catatan Some Notes on Healing, Anda bisa mengasumsikan bahwa penyembuh zaman jebot dulu mesti pertama-tama mengusir penyebab penyakit, yaitu roh jahat. Orang dulu percaya bahwa roh jahatlah yang bikin orang kesetanan sehingga harus dikucilkan atau dipasung. Juga kalau orang sakit fisik, orang dulu, seperti sebagian orang sekarang juga, menghubungkannya dengan kutukan Tuhan [indikatornya sederhana: kalau orang bertubi-tubi mengalami kesialan njuk ujung-ujungnya bertanya apa dosa dan salahnya, bukan dalam rangka mawas diri, melainkan dalam rangka protes kepada Tuhan yang dianggap sedang mencobai atau menghukumnya; ge er amat jadi orang].
Kembali ke perkara revisi, dalam pergumulan antara yang baik dan jahat, perubahan tidak mungkin terjadi tanpa konflik. Konflik itu tak melulu datang dari oposisi, melainkan juga dari dalam selimut (Apaan tuh? Musuh, yang bisa jadi adalah kenaifannya sendiri). Ya gitu deh, bisa jadi Anda dan saya punya presiden yang niat dan cita-citanya sungguh luhur, tetapi mungkin orang-orangnya punya niat yang lain sehingga, meskipun sudah ikut retret, waton omong tanpa pikir panjang. Dengan modifikasi Serenity Prayer, saya ketik pada status halaman blok ini: (1) dibutuhkan keberanian untuk merevisi hal yang perlu diubah, (2) dibutuhkan ketenangan untuk menerima hal yang tak bisa diubah, dan (3) dibutuhkan kebijaksanaan untuk mengerti perbedaan antara hal (1) dan hal (2).
Andai saja para pemimpin bangsa ini sekaliber Raja Salomo….
Karena kebanyakan pemimpin itu tampaknya penggemar omon-omon, orang jadi tidak tenang menerima yang tidak bisa diubah, tak berani pula mengubah hal yang bisa diubah. [Lha iyalah, namanya juga status quo, gimana mau tenang mengubahnya? Ada juga kamusnya mengalah sedikit untuk mendapatkan kemenangan yang lebih besar. Dalam dunia pinjol, keyakinan ini jadi peluang bagi predator, yang pandai memanfaatkan gelojoh calon korbannya.]
Semoga Anda dan saya diberi kebijaksanaan untuk mengerti mana tradisi yang sesungguhnya pantas dimaklumi dan mana kebiasaan yang tidak sejalan dengan kehendak suci nan ilahi. Amin.
HARI KAMIS PRAPASKA III
11 Maret 2021
Posting 2021: Ka eL Be
Posting 2019: Dicari Tabayun
Posting 2018: Cari Penyakit
Posting 2017: Ngapain Kuliah Ya
Posting 2016: Lalat-Lalat Cinta
Posting 2015: Awalnya Inspiratif Sih…
Posting 2014: It’s Hard to Listen…
