Pengenalan Diri

Kebanyakan (untuk mengakui bahwa pernyataan ini hanya asumsi tanpa survey) umat beriman mengakui perbedaan antara dirinya dan Penciptanya. Akan tetapi, dari yang kebanyakan itu barangkali kebanyakan juga lebih dari sekadar membedakan antara dirinya dan Sang Pencipta, bahkan juga memisahkan dirinya dari Sang Pencipta. 

Karena pemisahan itu, gak mengherankan, orang memahami kehadiran Allah seperti memahami kehadiran alien yang misterius, yang setiap saat bisa mak jegagig di balik tabernakel atau di atas patung salib Yesus. Bisa dimaklumi kalau orang merunduk-runduk dan sujud dengan anggapan bahwa di mimbar imam terdapat energi supranatural yang darinya mulut Allah menyabdakan kata-kata-Nya, sedemikian sakralnya sampai orang gak paham apa yang dibacakan. Semakin gak paham, semakin tinggilah kadar kesakralannya. Maka, yang namanya misa itu paling sakral kalau dilakukan dengan bahasa Latin!!!

Oalah…sudah gak paham bahasa Latin, gak paham diri sendiri. Njuk mau apa ya?

Doa orang rendah hati berangkat dari sikap rendah hati pendoa yang mengakui keberbedaannya dengan Allah Pencipta sekaligus mengimani bahwa Dia yang tak terbatas itu bersemayam dalam hati manusia. Untuk masuk ke kedalaman hati itulah setiap orang sewajarnya mengenal dirinya sendiri dan dengan itu lambat laun mengenal Allah yang transenden sekaligus imanen.

Oleh karena itu, beberapa latihan berikut ini bisa dipakai:

1 reply

No Comment

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s